Beberapa minggu ini
saya agak gelisah sekaligus bersedih, seiring
dengan makin menurunnya omzet penjualan di toko
‘suvenir coklat’ kami. Padahal menurut saya, rasanya saya sudah mencoba
me’marketing’kan dagangan saya secara maksimal…
itu menurut saya lho…. tetapi cara memasarkan produk yang telah saya
jalani mungkin saja kurang tepat sasaran sehingga belum mencapai target yang
diharapkan.
Kebetulan dalam menjalani bisnis ini saya tidak menjadi
‘single figther’ melainkan berpartner dengan sahabat saya yang bernama
‘Dewihayu’. Kamipun kerap berdiskusi tentang segala hal yang berkaitan dengan
bisnis yang kami geluti saat ini…
Setelah sekian lama mencoba berbagai cara untuk memperkenalkan
produk kami, saat ini kami berharap apa yang telah kami lakukan bisa menuai hasil
yang maksimal (itu maunya saya), namun ternyata… hal tersebut tidak seperti perkiraan semula…
Dalam kesedihan yang mendayu-dayu.. kami (saya & dewi) selalu keep contact, dan
dalam satu sms dewi mencoba menghibur begini :
udah jeng… ndak usah terlalu dipikir, nanti malah sakit, denger nih nasehat Bu War (tetangga toko
‘suvenir coklat’) “usaha ki.. yo terus.. neng ojo ngoyo, mengko yen wis wancine, teko kok bu… aku sih wis apal bu dewi… sikon sing koyok ngene” begitulah petuah Bu War…
Tidak lama berselang, karena saat ber-sms-ria saya kebetulan sedang belanja susu anak di
sebuah Alfa Midi, terdengar pula lagu bang Rhoma Irama sebagai berikut “hai
manusia…. janganlah hanya memikirkan
rupiah… bla… bla… bla… bla… (maaf klo syairnya tidak sesuai ya… tapi intinya ya
begitulah kira-kira).
Dalam hati berujar, tau aje nih bang haji hahahahaha …….. klo
saat ini saya memang sedang memikirkan rupiah yang seharusnya saya terima sebagai kompensasi dari usaha yang telah dilakukan jauh hari sebelumnya.
Sebagai manusia biasa, wajarlah klo sekiranya saya mengharapkan hasil berupa materi yg seimbang
dengan kerja keras yang telah kami lakukan, tapi… rupanya Allah Yg Maha Pengasih
justru telah menyiapkan rencana yang terbaik untuk kami lakukan dibanding hanya
terus menerus mengejar materi (dibaca : uang/duit).
Tidak perlu waktu yang sangat lama untuk sebuah jawaban dari
kesedihan yang kami rasakan saat itu. Karena selang 1 jam kemudian kami ditelpon
oleh sebuah radio untuk diwawancara secara ON AIR esok harinya, Subhanallah…
Keesokan hari, sesuai dengan waktu yang dijanjikan oleh pihak
radio Bahana, kami diwawancara secara online per telepon, Alhamdulillah…
walaupun hanya dalam tempo singkat , kurang lebih 10menit, saat itu kami
bisa sedikit sharing tentang awal mula
menjalani dan menekuni bisnis coklat. Info lengkap ttg hal itu bisa dibaca di http://bloggerbekasi.com/category/bisnis
judulnya ‘Berawal dari Dapur nan Mungil’.
Kemudian juga…. tanpa menunggu waktu yang lama lagi, yakni sesaat setelah wawancara ON
AIR tersebut saya dihubungi oleh sahabat lama saya yg menawarkan kerjasama
untuk sebuah ‘Taman Kuliner’ di sekitaran Kalimalang Bekasi. Kerja sama seperti apa saya sendiri juga blm
tahu… karena hal itu akan dibicarakan pd kesempatan berikut di hari yang kita telah sepakati bersama. Yang jelas adalah, dengan usaha yang terus
menerus yang selalu kami lakukan, pada
akhirnya orang lainpun dapat menilai konsistensi dari usaha yang telah kami
jalani sampai saat ini.
Pesan moral yg saya
tangkap begini :
Bukankah rencana Allah lebih indah dan lebih sesuai dengan
kemampuan yg dapat kita lakukan dibanding dengan plan-plan yang kita buat… yg
menurut kita sudah sangat sempurna??
Salam manis dan sukses selalu
No comments:
Post a Comment