Thursday, May 20, 2010

Akhir Sebuah Kesedihan

Beberapa minggu  ini saya agak gelisah sekaligus bersedih,  seiring dengan makin menurunnya omzet penjualan  di toko ‘suvenir coklat’ kami. Padahal menurut saya, rasanya saya sudah mencoba me’marketing’kan dagangan saya secara maksimal…  itu menurut saya lho…. tetapi cara memasarkan produk yang telah saya jalani mungkin saja kurang tepat sasaran sehingga belum mencapai target yang diharapkan.

Kebetulan dalam menjalani bisnis ini saya tidak menjadi ‘single figther’ melainkan berpartner dengan sahabat saya yang bernama ‘Dewihayu’. Kamipun kerap berdiskusi tentang segala hal yang berkaitan dengan bisnis yang kami geluti saat ini…


Setelah sekian lama mencoba berbagai cara untuk memperkenalkan produk kami, saat ini kami berharap apa yang telah kami lakukan bisa menuai hasil yang maksimal (itu maunya saya), namun ternyata… hal tersebut  tidak seperti perkiraan semula…

Dalam kesedihan yang mendayu-dayu..  kami (saya & dewi) selalu keep contact, dan dalam satu sms dewi mencoba menghibur begini :  udah jeng… ndak usah terlalu dipikir, nanti malah sakit,  denger nih nasehat Bu War (tetangga toko ‘suvenir coklat’) “usaha ki.. yo terus.. neng ojo ngoyo, mengko  yen wis wancine, teko kok bu…  aku sih wis apal bu dewi…  sikon sing koyok ngene” begitulah petuah Bu War…

Tidak lama berselang, karena saat ber-sms-ria  saya kebetulan sedang belanja susu anak di sebuah Alfa Midi, terdengar pula lagu bang Rhoma Irama sebagai berikut “hai manusia….  janganlah hanya memikirkan rupiah… bla… bla… bla… bla… (maaf klo syairnya tidak sesuai ya… tapi intinya ya begitulah kira-kira).
Dalam hati berujar, tau aje nih bang haji hahahahaha …….. klo saat ini saya memang sedang memikirkan rupiah yang seharusnya saya terima  sebagai kompensasi dari usaha  yang telah dilakukan jauh hari sebelumnya.

Sebagai manusia biasa, wajarlah klo sekiranya saya  mengharapkan hasil berupa materi yg seimbang dengan kerja keras yang telah kami lakukan, tapi… rupanya Allah Yg Maha Pengasih justru telah menyiapkan rencana yang terbaik untuk kami lakukan dibanding hanya terus menerus mengejar materi (dibaca : uang/duit).

Tidak perlu waktu yang sangat lama untuk sebuah jawaban dari kesedihan yang kami rasakan saat itu. Karena selang 1 jam kemudian kami ditelpon oleh sebuah radio untuk diwawancara secara ON AIR esok harinya, Subhanallah…
Keesokan hari, sesuai dengan waktu yang dijanjikan oleh pihak radio Bahana, kami diwawancara secara online per telepon, Alhamdulillah… walaupun hanya dalam tempo singkat , kurang lebih 10menit, saat itu kami bisa sedikit sharing  tentang awal mula menjalani dan menekuni bisnis coklat. Info lengkap ttg hal itu bisa dibaca di http://bloggerbekasi.com/category/bisnis judulnya ‘Berawal dari Dapur nan Mungil’. 

Kemudian juga…. tanpa menunggu waktu yang  lama lagi, yakni sesaat setelah wawancara ON AIR tersebut saya dihubungi oleh sahabat lama saya yg menawarkan kerjasama untuk sebuah ‘Taman Kuliner’ di sekitaran Kalimalang Bekasi.  Kerja sama seperti apa saya sendiri juga blm tahu… karena hal itu akan dibicarakan pd kesempatan berikut  di hari yang kita telah sepakati bersama.  Yang jelas adalah, dengan usaha yang terus menerus yang  selalu kami lakukan, pada akhirnya orang lainpun dapat menilai konsistensi dari usaha yang telah kami jalani sampai saat ini.

Pesan moral  yg saya tangkap begini :
Bukankah rencana Allah lebih indah dan lebih sesuai dengan kemampuan yg dapat kita lakukan dibanding dengan plan-plan yang kita buat… yg menurut kita sudah sangat sempurna??

Salam manis dan sukses selalu

No comments:

Post a Comment