BSM atau Bekasi, Saatnya Mendunia….! Wow…. Yess….
Bikin
deg-degan aja nih… rangkaian kata yang lugas, mengandung makna yang sangat
dalam, dalemmmm banget… dalam hal ini apakah kita akan lanjut dengan semangat
Go Global and Be a Global Entrepreneur
atau kita hanya ketularan
semangatnya saja tanpa bisa berbuat apa-apa untuk menjadi bagian dari go global
? *jawab aja dalam hati masing2* hehehe
Di Tda
Bekasi bukan hanya soal menyoal bisnis aja yang seringkali disharing sama
temen-temen, juga bukan soal ngumpul-ngumpul aja tanpa ada oleh-oleh berbagai
ide dalam otak setelah pulang ke rumah, dan anehnya lagi setelah pertemuan
berakhirpun rasanya masih pengen terus bisa diskusi, masih terus pengen bisa
mengembangkan ide-ide lainnya , alhasil yang namanya bbm, milis, sms terus aja
bunyi tengnong tengnong *istilah mas bhuchay*
Kaitannya
dengan ajakan p Rawi kepada teman-teman TdaBekasi untuk menjadi pemain di tingkat global, saya
akan sedikit sharing hasil dari TIF.
TIF adalah Trade
and Investment Forum, acara ini diadakan oleh Departemen Perdagangan RI yang
ditujukan bagi para pelaku usaha di Indonesia dalam rangka memberi pengetahuan dan
informasi penting mengenai “Peta Perdagangan Internasional” terkini.
Pada tgl 17
Oktober ’13 kamis minggu lalu, saya joint di ruang Kerinci 1 JIEXPO dengan
topik “Diskusi Regional, peluang dan prospek bisnis ke Negara ASEAN dan ANZ”.
Diskusi
terbagi dalam 2 sesi.
Sesi pertama intinya adalah sbb :
1.Pemerintah
pada dasarnya sangat mendukung UKM dengan cara memberikan fasilitas-fasilitas
seperti misalnya pameran-pameran gratis di luar negeri, dalam hal ini melalui
atase perdagangan di tiap-tiap Negara.
Untuk keterangan lebih detail bisa didapatkan infonya melalui website www. kemendag.go.id
2. Untuk UKM
yang mengikuti pameran dan juga berminat untuk mengekspor komoditasnya
diharuskan memiliki standar mutu internasional yang tentunya juga dapat diterima oleh negara
tujuan ekspor. Konsistensi produksi dan kwalitas komodi juga adalah hal harus sangat dijaga agar sesuai
dan tentunya dapat memenuhi permintaan pasar negara tujuan.
Sesi kedua
Pada sesi
ini pembicara adalah para atase perdagangan RI yang ditugaskan di beberapa negara
di ASEAN seperti misalnya atase perdagangan Malaysia, Thailand, Singapore,
Filipina dan Australia.
Masing-masing
atase perdagangan tersebut menjelaskan mengenai peluang pasar di negara
masing-masing diatas, misalnya di Singapore tentang peluang bisnis komoditas biskuit,
di Malaysia peluang komoditas alas kaki, di Filipina peluang komoditas
kosmetik, di Thailand dan Australia sangat besar peluangnya pada industri kopi.
Di
masing-masing negara tersebut diatas juga diulas secara detail tentang peluang
bisnis terkait dengan kondisi pasar serta struktur sosial budaya masing-masing negara.
Terkait
“Branding” disampaikan kendala produk Indonesia terletak pada pemilihan brand
yang kurang menjual, sangat disarankan untuk menggunakan brand yang bersifat
global dan memiliki persepsi positif di pasar global. Dicontohkan kegagalan
brand “tolak angin” menembus pasar atas di singapura adalah karena persepsi
negative terhadap nama produknya.
Jadi
teman-teman yang ingin ekspor silahkan menciptakan “global branding” untuk bisa
memenangkan brand kita di pasar global.
Harap
diperhatikan juga untuk beberapa negara tujuan ekspor, diperlukan
perjanjian/nota kesepakatan yang harus dibuat dalam beberapa bahasa untuk menghindari
kecurangan/itikad tidak baik yang diakibatkan kendala pemahaman bahasa.
Bagi para
pelaku usaha yang berminat untuk mengekspor komoditasnya harap diperhatikan
juga hal-hal yang terkait dengan legalitas produk yang tentunya harus sesuai
dengan standar mutu internasional.
Yukk mari
bersiap-siap untuk “Go Global” dengan merubah mindset kita “From Local to
Global”
TdaBekasi
yess banget dah….
No comments:
Post a Comment