Tuesday, April 29, 2014

Betapa Berharganya kamu nak....

Assalamualaikum wr. wb.

Mohon maaf sebelumnya, yang akan saya sharing ada sedikit kaitan dengan agama islam karena kebetulan materi yang saya dapat kali ini adalah dari seorang ustadz motivator, yaitu ust. Lukman Hakim yang berkediaman di Jatiasih – Bekasi.

Di tengah kegaulauan yang melanda anak-anak sekolah jelang Ujian Nasional, saya malah surprise dengan undangan pihak sekolah anak saya di sebuah SMP IT di Bekasi.

Yaaa… kita tidak bisa memungkiri bahwa ujian nasional seringkali dijadikan sebuah kejadian yang luar biasa, sehingga banyak sekali anak-anak yang akan menjalaninya malah merasa takut dan banyak juga yang memilih jalan pintas untuk membeli lembar jawaban ujian nasional yang sumbernya sangat tidak jelas.

Kenapa saya surprise?
saya beneran tidak menyangka bahwa pihak sekolah anak saya bisa membuat sebuah gambaran tentang arti ujian bagi kehidupan kini maupun kehidupan selanjutnya dengan cara yang paling mudah untuk dipahami oleh anak-anak remaja SMP.


Melalui sebuah mini seminar tentang ujian nasional, anak-anak diberikan suatu motivasi yang sangat kuat dan sangat positif sekali. Oiya… dalam kesempatan mini seminar ini juga anak-anak didampingi oleh orang tua mereka sebagai tanda dukungan penuh terhadap apa yang akan dialami oleh anak-anak dalam waktu dekat ini.

Mini seminar dibuka dengan kalimat “Selamat datang para tokoh masa depan! Dunia Islam menantimu!
Saat itu sempat saya perhatikan tatapan mata berbinar anak-anak remaja yang ada di depan saya, saat mendengar sapaan positif untuk mereka.
Diibaratkan sebutir telur yang masih mentah, masih rapuh, saat terjatuh pasti pecah berantakan dan akhirnya akan dibuang ke tempat sampah, begitupun mereka, masih muda, masih rapuh masih harus melalui proses pematangan, sehingga ke depan bisa kokoh seperti telur yang sudah matang, walaupun terjatuh dia tidak akan terburai dan terbuang, tetap menjadi kokoh.

Dalam rangka “Sukses Ujian Nasional” ada beberapa hal yang harus dicermati, diantaranya adalah :

3 Hal yang perlu disadari, yakni :
1.Ujian adalah suatu keniscayaan dalam kehidupan seorang mu’min.
Tidak ada seorangpun di dunia ini yang hidup tanpa ujian dari Sang Maha Pemberi Kehidupan.
2.Dengan ujian Allah ingin melihat kesungguhan dan kesabaran seorang hamba.
3.Allah tidak akan memberikan ujian diluar batas kemampuan.

3 Hal yang perlu disiapkan, yakni :
1.Hati yang sakinah (tenang) – saya berujar dalam hati “Subhanallah…”
Kenapa harus tenang anak-anak? Karena semua pihak mendukungmu
Pihak guru yang sudah mempersiapkan materi sejak awal tahun ajaran, juga pihak orang tua yang selalu mendoakan kebaikan untuk anak-anaknya.
2.Fikiran yang jernih dan bersih
Dalam hal ini anak-anak diminta untuk merapikan pikiran layaknya lemari pakaian yang tersusun rapi rangkaian semua baju juga perlengkapan lainnya dalam sebuah lemari.
Anak-anak juga diminta untuk membuang sampah pikiran, yang berupa kebencian hati, rasa bersalah, kecemasan, trauma serta kenangan buruk yang mungkin masih ada di hati mereka. Mereka diminta atau tepatnya digiring untuk merasa ikhlas, ikhlas dengan hati lapang, bisa saling memaafkan bagi mereka  yang mungkin pernah berselisih paham.
3.Fisik yang sehat dan kuat.

Lanjut lagi ke 3 hal yang perlu dilakukan :
1.Sempurnakan ikhtiar
Ikhtiar disini maksudnya mereka bisa mengikuti semua program-program persiapan materi ujian, uji coba materi ujian, serta kesungguhan dalam menjalankan program yang telah dibuat oleh pihak sekolah sejak awal tahun ajaran.
2.Pasrah
Bila ikhtiar sudah dijalankan secara sempurna, selanjutnya adalah berpasrah diri pada yang memiliki kehidupan di dunia.
Pasrah sejak awal, pasrah saat berjuang, pasrah dan pantaskan diri, pasrah karena kita semua tahu bahwa Tuhan Maha Adil dan pasrah dengan terus berdoa.
3. You are the Winner
Masih ingat teori terjadinya kehamilan? dari ratusan juta sel sperma hanya satu yang bisa membuahi sel telur dan akhirnya terbentuk sebuah janin yang kelak terlahir sebagai seorang manusia.
Yup… bahwa kita semua sejak terlahir ke dunia ini adalah sudah menjadi pemenang.

Ada sebuah sesi tentang ikhlas, dimana pada saat itu anak-anak diminta untuk duduk berdekatan dengan orangtua masing-masing (ibu atau ayah), setelah itu mereka diminta untuk minta maaf pada orang tua mereka karena mungkin selama ini mereka yang baru beranjak dari masa kanak-kanak menjadi seorang remaja yang agak keras kepala, remaja yang sulit sekali dipahami bahkan tidak jarang sering menjauh dari orangtuanya.
Selain dari hal-hal yang telah disebutkan di atas mereka diberi pemahaman atau lebih tepatnya digiring untuk sadar bahwa sukses dalam kehidupan di dunia ini adalah atas restu orangtua, maka dari itu jadilah anak baik yang selalu bisa membuat orangtua mereka tersenyum dan bahagia.
Seperti tersadarkan momen ini menjadi momen keharuan bagi anak-anak maupun orangtua, hampir semua peserta menangis terharu.

Terharu bertambah biru manakala diiringi lagu “Bunda” Melly Goeslaw

Kubuka album biru
Penuh debu dan usang
Ku pandangi semua gambar diri
Kecil bersih belum ternoda

Pikirkupun melayang
Dahulu penuh kasih
Teringat semua cerita orang
Tentang riwayatku

Reff:
Kata mereka diriku slalu dimanja
Kata mereka diriku slalu dtimang

Nada nada yang indah
Slalu terurai darinya
Tangisan nakal dari bibirku
Takkan jadi deritanya

Tangan halus dan suci
Tlah mengangkat tubuh ini
Jiwa raga dan seluruh hidup
Rela dia berikan

reff
Kata mereka diriku slalu dimanja
Kata mereka diriku slalu dtimang

Oh bunda ada dan tiada dirimu Kan slalu ada di dalam hatiku…….

Bagi anak-anak, mereka tersadarkan bahwa tanpa kasih sayang yang sangat besar dari orangtua tidak mungkin mereka bisa bertumbuh dengan baik.
Bagi para orangtua juga sepertinya tersadarkan bahwa anak-anak mereka merupakan barang berharga yang tidak ternilai harganya, seperti apapun kondisinya.

Huhuhuhu *ngelap airmata*

Semoga bermanfaat,
Wassalamualaikum wr. wb.



No comments:

Post a Comment