Assalamualaikum wr. wb.
Mohon maaf sebelumnya, yang akan saya sharing ada sedikit kaitan dengan agama islam karena kebetulan materi yang saya dapat kali ini adalah dari seorang ustadz motivator, yaitu ust. Lukman Hakim yang berkediaman di Jatiasih – Bekasi.
Mohon maaf sebelumnya, yang akan saya sharing ada sedikit kaitan dengan agama islam karena kebetulan materi yang saya dapat kali ini adalah dari seorang ustadz motivator, yaitu ust. Lukman Hakim yang berkediaman di Jatiasih – Bekasi.
Di tengah kegaulauan yang melanda
anak-anak sekolah jelang Ujian Nasional, saya malah surprise dengan undangan
pihak sekolah anak saya di sebuah SMP IT di Bekasi.
Yaaa… kita tidak bisa memungkiri
bahwa ujian nasional seringkali dijadikan sebuah kejadian yang luar biasa,
sehingga banyak sekali anak-anak yang akan menjalaninya malah merasa takut dan
banyak juga yang memilih jalan pintas untuk membeli lembar jawaban ujian
nasional yang sumbernya sangat tidak jelas.
Kenapa saya surprise?
saya beneran tidak menyangka bahwa
pihak sekolah anak saya bisa membuat sebuah gambaran tentang arti ujian bagi
kehidupan kini maupun kehidupan selanjutnya dengan cara yang paling mudah untuk
dipahami oleh anak-anak remaja SMP.
Melalui sebuah mini seminar tentang ujian
nasional, anak-anak diberikan suatu motivasi yang sangat kuat dan sangat
positif sekali. Oiya… dalam kesempatan mini seminar ini juga anak-anak
didampingi oleh orang tua mereka sebagai tanda dukungan penuh terhadap apa yang
akan dialami oleh anak-anak dalam waktu dekat ini.
Mini seminar dibuka dengan kalimat
“Selamat datang para tokoh masa depan! Dunia Islam menantimu!
Saat itu sempat saya perhatikan
tatapan mata berbinar anak-anak remaja yang ada di depan saya, saat mendengar
sapaan positif untuk mereka.
Diibaratkan sebutir telur yang masih
mentah, masih rapuh, saat terjatuh pasti pecah berantakan dan akhirnya akan
dibuang ke tempat sampah, begitupun mereka, masih muda, masih rapuh masih harus
melalui proses pematangan, sehingga ke depan bisa kokoh seperti telur yang sudah
matang, walaupun terjatuh dia tidak akan terburai dan terbuang, tetap menjadi
kokoh.
Dalam rangka “Sukses Ujian Nasional”
ada beberapa hal yang harus dicermati, diantaranya adalah :
3 Hal yang perlu disadari, yakni :
1.Ujian adalah suatu keniscayaan
dalam kehidupan seorang mu’min.
Tidak ada seorangpun di dunia ini
yang hidup tanpa ujian dari Sang Maha Pemberi Kehidupan.
2.Dengan ujian Allah ingin melihat
kesungguhan dan kesabaran seorang hamba.
3.Allah tidak akan memberikan ujian diluar
batas kemampuan.
3 Hal yang perlu disiapkan, yakni :
1.Hati yang sakinah (tenang) – saya
berujar dalam hati “Subhanallah…”
Kenapa harus tenang anak-anak? Karena
semua pihak mendukungmu
Pihak guru yang sudah mempersiapkan
materi sejak awal tahun ajaran, juga pihak orang tua yang selalu mendoakan
kebaikan untuk anak-anaknya.
2.Fikiran yang jernih dan bersih
Dalam hal ini anak-anak diminta untuk
merapikan pikiran layaknya lemari pakaian yang tersusun rapi rangkaian semua
baju juga perlengkapan lainnya dalam sebuah lemari.
Anak-anak juga diminta untuk membuang
sampah pikiran, yang berupa kebencian hati, rasa bersalah, kecemasan, trauma
serta kenangan buruk yang mungkin masih ada di hati mereka. Mereka diminta atau
tepatnya digiring untuk merasa ikhlas, ikhlas dengan hati lapang, bisa saling
memaafkan bagi mereka yang mungkin
pernah berselisih paham.
3.Fisik yang sehat dan kuat.
Lanjut lagi ke 3 hal yang perlu
dilakukan :
1.Sempurnakan ikhtiar
Ikhtiar disini maksudnya mereka bisa
mengikuti semua program-program persiapan materi ujian, uji coba materi ujian,
serta kesungguhan dalam menjalankan program yang telah dibuat oleh pihak
sekolah sejak awal tahun ajaran.
2.Pasrah
Bila ikhtiar sudah dijalankan secara
sempurna, selanjutnya adalah berpasrah diri pada yang memiliki kehidupan di
dunia.
Pasrah sejak awal, pasrah saat
berjuang, pasrah dan pantaskan diri, pasrah karena kita semua tahu bahwa Tuhan
Maha Adil dan pasrah dengan terus berdoa.
3. You are the Winner
Masih ingat teori terjadinya
kehamilan? dari ratusan juta sel sperma hanya satu yang bisa membuahi sel telur
dan akhirnya terbentuk sebuah janin yang kelak terlahir sebagai seorang
manusia.
Yup… bahwa kita semua sejak terlahir
ke dunia ini adalah sudah menjadi pemenang.
Ada sebuah sesi tentang ikhlas,
dimana pada saat itu anak-anak diminta untuk duduk berdekatan dengan orangtua
masing-masing (ibu atau ayah), setelah itu mereka diminta untuk minta maaf pada
orang tua mereka karena mungkin selama ini mereka yang baru beranjak dari masa
kanak-kanak menjadi seorang remaja yang agak keras kepala, remaja yang sulit
sekali dipahami bahkan tidak jarang sering menjauh dari orangtuanya.
Selain dari hal-hal yang telah
disebutkan di atas mereka diberi pemahaman atau lebih tepatnya digiring untuk sadar
bahwa sukses dalam kehidupan di dunia ini adalah atas restu orangtua, maka dari
itu jadilah anak baik yang selalu bisa membuat orangtua mereka tersenyum dan
bahagia.
Seperti tersadarkan momen ini menjadi
momen keharuan bagi anak-anak maupun orangtua, hampir semua peserta menangis
terharu.
Terharu bertambah biru manakala
diiringi lagu “Bunda” Melly Goeslaw
Kubuka album biru
Penuh debu dan usang
Ku pandangi semua gambar diri
Kecil bersih belum ternoda
Pikirkupun melayang
Dahulu penuh kasih
Teringat semua cerita orang
Tentang riwayatku
Reff:
Kata mereka diriku slalu dimanja
Kata mereka diriku slalu dtimang
Nada nada yang indah
Slalu terurai darinya
Tangisan nakal dari bibirku
Takkan jadi deritanya
Tangan halus dan suci
Tlah mengangkat tubuh ini
Jiwa raga dan seluruh hidup
Rela dia berikan
reff
Kata mereka diriku slalu dimanja
Kata mereka diriku slalu dimanja
Kata mereka diriku slalu dtimang
Oh bunda ada dan tiada dirimu Kan slalu ada di dalam
hatiku…….
Bagi anak-anak, mereka tersadarkan
bahwa tanpa kasih sayang yang sangat besar dari orangtua tidak mungkin mereka
bisa bertumbuh dengan baik.
Bagi para orangtua juga sepertinya
tersadarkan bahwa anak-anak mereka merupakan barang berharga yang tidak
ternilai harganya, seperti apapun kondisinya.
Huhuhuhu *ngelap airmata*
Semoga bermanfaat,
Wassalamualaikum wr. wb.
Wassalamualaikum wr. wb.
No comments:
Post a Comment