Friday, April 17, 2015

Jodha Akbar - Rangkuman 38

Setelah peristiwa penyerangan di hutan, raja Jalal dan ratu Jodha kembali ke istana. Syarifudin dan ayahnya mendapatkan hukuman penjara yang tempatnya tidak ada kehidupan sama sekali.

Namun tak lama kemudian Syarifudin berhasil lolos, karena dulu sebagai panglima kerajaan Mughal, Syarifudin sangat menguasai wilayah internal kerajaan Mughal.
Pangeran Salim akan berulang tahun, ratu Jodha dengan semangat yang baru berusaha kembali untuk mendapatkan perhatian dari anaknya itu. 


Ratu Jodha berdandan cantik, membawa hadiah untuk putranya tercinta, dengan penuh kasih sayang ratu Jodha menyapa putranya dan memberikan hadiah ulang tahun pada pangeran Salim, walaupun awalnya pangeran masih tidak mau mendekat tapi akhirnya mau juga di pangku kemudian mereka berpelukan dengan sangat erat. Kemudian pangeran Salim akhirnya memahami bahwa ayah dan ibunya tetap menyayanginya, hal tersebut membuat ratu Rukaya semakin tidak suka. 

Saat pangeran Salim bertemu Rukaya, pangeran bercerita pada ratu Rukaya bahwa ibu dan ayahnya tidak sejahat yang disangkanya selama ini. Ratu Rukaya langsung kesal, karena itu berarti bahwa pangeran Salim sudah dekat lagi dengan orang tuanya. Ratu Rukaya mencoba menyusun strategi baru lagi untuk memisahkan mereka. *duhh...capek banget ya jadi orangyang selalu iri hati*

Pada hari ulang tahunnya pangeran Salim ditimbang di timbangan besar di istana, sebagai penyeimbang adalah koin-koin emas yang nantinya akan dibagikan kepada masyarakat sebagai sumbangan kepada rakyat. Setelah ritual tersebut pangeran Salim ikut dengan ibunya ke mandir untuk berdoa, ternyata pada saat berdoa pangeran takut dengan patung Dewi Kalii dan kemudian pangeran keluar dari mandir, sementara itu ratu Jodha sedang khusyuk berdoa sambil memejamkan matanya.


Betapa terkejutnya ratu Jodha, selesai berdoa dia tidak melihat pangeran Salim, setelah dicari sana sini ternyata pangeran tidak ditemukan, dengan panik ratu Jodha pulang ke istana. Setelah itu baru paham bahwa pangeran Salim telah diculik oleh Syarifudin dan untuk membebaskan Salim maka raja harus membebaskan ayahnya Syarifudin terlebih dahulu.


Tentu saja keluarga kerajaan sangat panik, ratu Jodha menangis. Sementara raja Jalal dan para menteri sedang menyusun sebuah rencana untuk menangkap Syarifudin.
Akan halnya ratu Jodha dengan kepanikan luar biasa akhirnya dia bertindak sendiri, dipikirnya dengan membebaskan ayah Syarifudin pangeran Salim akan segera dikembalikan padanya.


Pada malam hari saat penentuan pertukaran tersebut,  raja berpura-pura menjadi ayah Syarifudin dengan cara berpakaian mirip ayah Syarifudin, namun begitu dilihatnya ada seseorang yang bersama ratu Jodha, yaitu ayah Syarifuddin yang asli maka pertempuran tak dapat dielakkan.


Pangeran Salim yang ditawan oleh anak buah Syarifudin ternyata melarikan diri dan segera pergi dari tempat tersebut kemudian dengan sangat cepat pangeran menuju rumah nenek Fatima. Nenek Fatima sangat terkejut dengan kedatangan pangeran namun setelah pangeran Salim menceritakan kejadian dia diculik akhirnya nenek Fatima mengantarkan pangeran pada raja di istana.


Di  istana, raja sangat marah pada ratu Jodha karena telah menggagalkan rencana penyelamatan pangeran Salim dan juga penangkapan Syarifudin. Ratu Jodha yang sangat panik akan kondisi pangeran Salim tetap membela diri bahwa hal itu dilakukan demi anaknya.


Kedatangan pangeran Salim yang diantar oleh nenek Fatima disambut dengan suka cita oleh keluarga kerajaan. Namun pangeran Salim menjadi salah paham bahwa dirinya tidak diselamatkan oleh orang tuanya. *duh capeknya juga ya... anak kecil aja udah bersikap negatif terus ke orang tuanya*


Di hari lainnya, semua anak-anak sedang berada di sebuah ruangan, mereka memesan jus kepada para pelayan, namun ratu Rukaya yang melihat peluang baik langsung memberikan minuman anggur untuk anak-anak. Walaupun rasanya pahit akhirnya pangeran Salim dan lainnya tetap meminumnya. Salim minum dengan jumlah banyak sampai mabuk. 


Dengan sengaja pangeran berjalan dan kemudian masuk ke ruangan dimana para wanita berlatih menari dan Salim dengan sikap arogan menyuruh mereka tetap menari atas perintah putra Mahkota. Raja jalan yang sedang melintasi ruangan tersebut sangat terkejut melihat pangeran Salim dalam kondisi mabuk, pelayan takut pada raja mengatakan bahwa pangeran sendiri yang meminta minuman anggur, plakk,,, raja Jalal menampar pipi pangeran Salim kemudian membawa ke teras ruangan yang ada timbangannya.

Raja mengatakan bahwa timbangan ini adalah timbangan keadilan yang besar, pangeran harus tau bahwa satu sisi timbangan adalah sisi kemanusian dan sisi lainnya adalah iman, kualitas inilah yang diperlukan bagi seorang raja. Pangeran masih membela diri bahwa ayahnya selalu menemukan kesalahan pada dirinya kemudian menghukum dengan dalih bahwa semua itu adalah pembelajaran. Dengan suara tinggi raja mengatakan apakah pangeran tahu artinya seorang pewaris tahta kerajaan, dia memiliki kekuasaan akan tetapi tidak dapat menggunakan kekuasaannya dengan semena-mena. Salim malah menjawab bahwa kekuasan raja hanya untuk menghukumnya. Sampai akhirnya raja dengan sangat kesal mengatakan bahwa Salim tidak pantas berdiri di depan timbangan tersebut. Karena terus membantah ayahnya raja Jalal mengangkat tangan untuk menampar Salim tapi kemudian dihalangi ratu Jodha yang saat itu berada di belakang raja. 

Raja Jalal dan Ratu Jodha akhirnya berargumen cara mendidik Salim, berantemlah gitu. Raja Jalal meminta pelayan membawa pangeran ke kamarnya, kemudian raja dan ratu Jodha meneruskan pembicaraan di ruangan lainnya.

Pangeran Salim berada di kamarnya sambil mengingat perlakuan ayahnya yang telah menamparnya. Kemudian dengan marah pangeran Salim membakar timbangan yang tadi ditunjukkan oleh ayahnya.


Sementara itu raja Jalal dan ratu Jodha masih bertengkar di ruangannya. Tidak menyadari bahwa terjadi kebakaran di area timbangan yang disebabkan oleh putra mereka.


bersambung ke Rangkuman 39

cari kue enak? ke Suvenir Coklat aja..
mau kenal sama yang nulis klik Afia Lindra

No comments:

Post a Comment