Thursday, March 26, 2015

Jodha Akbar - Rangkuman 30


Setelah ratu Jodha selesai beribadah di kuil dan kembali ke istana, ratu Jodha membicarakan tentang pajak bagi orang rajput. Walaupun pajak tersebut merupakan penghasilan besar untuk kerajaan namun sangat memberatkan rakyat kecil, dengan berbagai pertimbangan akhirnya pajak bagi orang rajput dihapuskan oleh raja Jalal.

Tak lama berselang, pesta rakyat menyambut kedatangan anak kembar raja Jalaluddin dan ratu Jodha digelar, semua ratu beserta keluarga istana hadir dalam perayaan tersebut, kecuali ibu ratu Hamida dan Jiji Anga, ibu ratu Hamida menjaga si kembar di ruangannya. 


Demi menyelamatkan si kembar dari serangan tak terduga akhirnya raja Jalal memutuskan untuk tidak membawa si kembar dalam perayaan tersebut akan tetapi pada saat itu ratu Jodha dan ratu Rukaya tetap menggendong bayi walaupun yang digendong adalah boneka saja.


Zeenat dan Mirza Qhosim berencana akan membunuh Hasan Hussain pada saat perayaan tersebut, namun Zeenat mencurigai bayi yang digendong oleh ratu Jodha dan ratu Rukaya dan akhirnya Zeenat menyadari bahwa kedua bayi yang digendong adalah boneka.

Kemudian Zeenat mencari tahu keberadaan si kembar Hassan Hussain dengan mendatangi ruangan ibu ratu Hamida. Zeenat yang telah dirasuki keinginan membunuh kedua anak tersebut akhirnya memilih membakar bagian depan ruangan ibu ratu Hamida dan di saat mereka gempar atas kejadian kebakaran dengan cepat Zaneet masuk ke dalam ruangan kemudian memasukkan racun ke mulut salah satu bayi kembar tersebut.

Suasana panik seketika, tapi raja Jalal dan ratu Jodha merasa agak tenang karena Hassan dan Hussain dalam kondisi yang aman. Zaneet ternyata memberikan racun yang tidak langsung membunuh bayi tersebut melainkan dalam waktu 5 hari mendatang bayi yang diberi racun akan meninggal.


Beberapa hari kemudian saat di ruang sidang istana, ratu Jodha dan ratu Rukaya menggendong Hassan Hussain, ketika persidangan akan berakhir ratu Jodha terkejut karena dari mulut Hasan keluar semacam busa. Segera diperiksa oleh tabib istana, ternyata baru diketahui Hasan terkena racun dan meninggal. Tabib tidak bisa menolong karena racun tersebut mematikan Hasan. Ratu Jodha sangat shock saat Hasan meninggal, begitupun raja Jalal yang tidak menyangka bahwa anaknya yang aman dalam istana ternyata telah diracun. Ratu Jodha masih sedih luar biasa, raja Jalal berusaha untuk menenangkannya walaupun tangisan kepedihan Jalal tidak dapat juga ditahan. Akhirnya Jasad Hasan dibawa oleh Man Sing untuk dimakamkan oleh para pemuka agama kerajaan. Ratu Jodha sangat larut dalam kesedihan setelah kematian Hasan.


Dalam kesedihan yang mendalam, ratu Jodha berbicara di depan patung dewa Khrisna bahwa dia tidak akan berdoa lagi pada dewa, karena menurut ratu Jodha, dia selalu berbuat baik terhadap siapapun, namun nasibnya selalu buruk.

Raja Bharmal ayah ratu Jodha beserta nenek Jodha Dadisa mengunjungi ratu Jodha di kerajaan Mughal untuk bertemu dengan cucu cucu mereka. Namun betapa terkejutnya mereka mengetahui bahwa salah satu kembar telah meninggal karena diracun. Dadisa bercerita kepada raja Jalal bahwa menurut Shaguni Bai, tukang ramal hebat di Amer mengatakan bahwa kutukan Maham Anga akan terjadi pada anak-anak Jodha, untuk menyelamatkan Husain Dadisa berkata bahwa sebaiknya Hussain dibawa ke Amer untuk menghindari kutukan Maham Anga. Keluarga Jodha di Amer akan memperlakukan dan mendidik Husain dengan sangat baik. Ratu Hamida setuju, namun raja tidak yakin karena ratu Rukaya pasti tidak akan setuju. 


Berita tentang usulan Husain akan dibawa ke Amer oleh ayah dan nenek ratu Jodha terdengar cepat ke telinga ratu Rukaya dan ratu Rukaya sangat menentang hal tersebut walaupun semua itu dilakukan demi kebaikan Hussain. 

Rukaya diminta datang ke sidang istana, raja Bharmal dan Dadisa bermaksud menemui dan menggendong Husain, betapa mereka sangat sedih bahwa ratu Rukaya tidak mau memberikan Husain untuk digendong oleh Dadisa nenek Jodha.

Bersambung ke Rangkuman 31
cari kue enak? ke Suvenir Coklat aja...

yang mau kenal sama yang nulis bisa klik Afia Lindra

No comments:

Post a Comment