Saturday, March 28, 2015

Jodha Akbar - Rangkuman 32


Dengan hati yang sangat pedih raja Jalal menggendong jasad bayi Hussain untuk dimakamkan. Malam hari  di tengah hujan deras di teras ruangan, raja Jalal seolah melampiaskan emosinya terhadap kematian anak-anaknya dan mulai menyalahkan dirinya dan ratu Jodha. Mengetahui raja berada di tengah hujan deras, ratu Jodha berusaha bicara baik-baik pada raja untuk tidak menghukum dirinya, akan tetapi dengan kemarahan luar biasa raja malah menyalahkan ratu Jodha yang pada malam kejadian memilih tinggal bersama raja dan meninggalkan Hussain dalam pengawasan Moti dan Zakira. Ratu Jodha sangat terkejut sekaligus sedih mendengar perkataan raja. 

Setelah malam itu, raja Jalal menjadi sosok pribadi yang tidak sama lagi, raja tidak baik lagi, raja tidak mau dekat lagi dengan ratu Jodha. Raja Jalal berjanji pada dirinya sendiri bahwa dia tidak akan punya hati lagi, karena setelah menjadi orang baik dirinya selalu dikecewakan oleh keadaan yang terjadi belakangan ini.


Ratu Rukaya masih tetap berduka dan menyalahkan ratu Jodha sebagai penyebab dari kematian anak-anaknya. Ratu Rukaya tidak mau mendengar perkataan dari ibunda Jalal ratu Hamida dan juga ratu Salima bahwa tidak baik menyalahkan orang lain karena Zeenat pengasuh yang dipilih sendiri oleh Rukaya untuk merawat Hussain.


Tidak berselang lama, raja memutuskan untuk berperang melawan salah satu musuhnya pangeran pratap dari bangsa rajput. Siapapun tidak bisa mencegah keputusan raja soal perang ini. Ratu Jodha sangat sedih dengan keputusan raja, karena siapapun nanti yang akan menjadi pemenangnya, itu merupakan kekalahan baginya. Dalam upacara keberangkatan ke medan perang ratu Jodha menorehkan tangannya ke pedang raja dan berkata bahwa darah tersebut adalah darah orang rajput pertama yang dilukai raja.

Dalam perang, raja Jalal membabi buta dan sangat kejam, semua orang raput diserangnya. Korban berjatuhan dari pihak musuh banyak sekali sampai ribuan orang. Bahkan saat raja dan pasukan berhasil menduduki benteng bangsa rajput dan berhasil masuk ke dalam benteng, raja menemukan seorang anak kecil yang sedang menangis, masih dalam kemarahan raja ingin membunuh anak kecil yang sedang menangis tersebut namun kemudian diselamatkan oleh ibu si anak, saat bersamaan raja seolah melihat ratu Jodha yang sedang menggendong bayi kembar mereka. 


Sesaat kemudian, pasukan Mughal berteriak mengelu-elukan kemenangan di pihak mereka dan meneriakkan nama raja Jalal. Semua pasukan Mughal gembira atas kemenangan yang diperolehnya. Namun anehnya raja tidak merasa tenang, malah merasa sangat gelisah. 


Raja berkata pada Todar Mal ‘aku ingin sekali merasa bahagia setelah melakukan pembantaian ini, tapi kenapa aku tidak bahagia, kemudian raja berlalu ke tendanya.

Dalam tenda raja masih berkata kata pada dirinya sendiri, dia sudah memenangkan peperangan terbesar dalam hidupnya tapi mengapa dia tetap tidak bahagia. Seorang prajurit menghampiri raja dan berkata bahwa Syeh Salim Christi sangat ingin bertemu dengan raja, dengan datar raja Jalal berkata pada prajurit “katakan padanya bahwa aku sekarang tidak percaya pada Tuhan, namun prajurit berkata bahwa Syeh Salim Christi sangat ini bertemu raja sejak 4 bulan ini dan dia minta kesempatan 1 kali saja.

Di kerajaan Mughal, ratu Rukaya sangat senang sekali mendengar bahwa raja Jalal telah memenangkan peperangan dan menyampaikan berita tersebut ke ratu Jodha kemudian berlalu bahagia.


Ratu Jodha sedih menangis tidak percaya bagaimana suaminya telah begitu kejam membunuh semua orang, laki-laki, perempuan dan anak-anak.


Raja Jalal akhirnya memutuskan untuk menemui syeh Salim Christi, hanya semata-mata ingin bertanya kenapa dirinya tidak bisa menemukan rasa bahagia setelah meraih kemenangan besar.


Raja Jalal menemui Syeh Salim Christi dan berkata ‘aku tidak mau tunduk lagi pada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena sekarang mereka sudah tunduk kepadaku’ seluruh dunia seakan harus merasakan penderitaan yang dialami oleh Jalal *yang tunduk pada Jalal mungkin musuh-musuhnya kali* Salim Christi berkata bahwa dia sangat memahami luka hati Jalal yang telah kehilangan Maham Anga dan juga anak-anaknya. Tapi bila kita memberikan penderitaan pada orang lain kita tidak akan bisa bahagia, kalau Jalal ingin bahagia dia harus menolong orang lain yang menderita. Sebagai seorang raja sudah seharusnya dia memikirkan penderitaan rakyatnya bukan malah membuat rakyatnya menderita karena raja sedang terluka atas kematian anak-anaknya. Raja akan merasa damai dan bahagia ketika melayani seseorang, berdoalah dan jadilah lagi raja yang baik. Jalal kemudian merenungi kata-kata dari syeh Salim Christi.


Masih di tempat Salim Christi, pada malam hari ketika raja Jalal memasuki sebuah kamar, disana dilihatnya ratu Jodha, mereka berdua kaget dan tidak menyangka akan bertemu di tempat Syeh Salim Christi. Ternyata ratu Jodha yang sedang mengalami kegelisahan diundang oleh Syeh Salim Christi. 


Mereka berbincang-bincang tentang maksud Syeh Salim Christi, Jalal berkata bahwa ratu Jodha telah memberitahu sebelumnya tapi Jalal menyangka bahwa dengan berperang dan membuat orang lain sama menderita seperti yang dirasakannya itu akan membuat dirinya menjadi damai, ternyata salah. Ratu Jodha meminta maaf pada raja Jalal telah membuat raja Jalal menderita. Kemudian mereka saling menatap sambil menangis. 

Bersambung ke Rangkuman 33

cari kue enak? ke Suvenir Coklat aja...
yang mau kenal sama penulisnya klik Afia Lindra


No comments:

Post a Comment