Thursday, January 22, 2015

Jodha Akbar - Rangkuman 14


Jalal membuat persiapan yang luar biasa untuk menyambut ratu specialnya tersebut. Jalal juga mengutus Man Sing untuk menyambut ratu Jodha di perbatasan Agra kemudian mendampingi ratu Jodha sampai masuk ke wilayah kerajaan Agra. Jalal meminta kepada para petugas kerajaan untuk terus menerus memantau perjalanan ratu Jodha dari waktu ke waktu dan selalu memberikan hadiah perhiasan yang sedang dikenakannya kepada orang yang melaporkan berita perjalanan Jodha kepadanya. Seolah dia sangat tidak sabar untuk  cepat bertemu dengan istri yang sangat dicintainya itu.


Berita kedatangan ratu Jodha juga dikomentari oleh para ratu lainnya yang ada di Harem.
Ratu Rukaya menghampiri Jalal yang sedang berbunga-bunga menunggu kedatangan Jodha, ratu Rukaya terlihat sangat tidak bahagia melihat kenyataan bahwa Jalal sangat merindukan Jodha. Kemudian dia pamit untuk melakukan berbagai persiapan. 


Man Sing sudah bertemu dengan rombongan yang membawa ratu Jodha, kemudian mereka diminta untuk beristirahat terlebih dahulu dan akan melanjutkan perjalanan esok paginya. Sedangkan ratu Jodha sepertinya enggan untuk beristirahat karena keinginannya untuk cepat-cepat sampai di Agra.


Malam harinya, ratu Salima menghampiri Jalal yang sedang berada di balkon istana, dia berkata pada Jalal bahwa dia berfikir Jalal akan merasa damai mengetahui Jodha akan datang, tetapi yang dilihat adalah Jalal yang gelisah. Kau benar ratu Salima, jawab Jalal, malam ini terasa sangat panjang bagiku, aku tidak tahu kapan Jodha akan datang. Jalal bertanya apa yang harus dikatakannya pada saat bertemu dengan Jodha, Salima menjawab bahwa Jalal tidak perlu mengatakan apa-apa karena cinta berbicara dengan bahasanya sendiri, orang tidak butuh kata-kata untuk mengekspresikan cinta. Saat dua orang sedang jatuh cinta mereka akan berkomunikasi tanpa kata-kata tapi mereka akan saling mengeri.

Kemudian Salima pamitan untuk beristirahat. Sedangkan Jalal berkata mungkin malam ini dia tidak dapat tidur karena pikirannya dipenuhi oleh Jodha.


Sore hari, saat keesokan harinya, semua bersiap-siap di gerbang istana untuk menyambut kedatangan ratu Jodha. Mereka semua mengelu-elukan ratu Jodha dan raja Jalal. Jalal tersenyum lebar, Jodha keluar dari tandu dengan perasaan yang sangat tenang namun terlihat bahagia, Rahim berlari menyambut Jodha dan memeluknya penuh kerinduan, begitupun ibunda Jalal ratu Hamida memeluk dan mencium Jodha penuh kasih sayang dengan raut muka terlihat sangat bahagia. Malam ini dan seterusnya akan menjadi malam yang terang setelah kepulangan Jodha. Salima juga menyambutnya dengan peluk cium penuh kasih sayang, Jodha menyentuh pipi Shivani yang ikut menyambutnya dan kemudian memeluk Shivani. Kemudian Jodha disambut oleh adat istiadat bangsa rajput. Mata Jodha sempat mencari-cari sosok Jalal.


Setelah disambut oleh para wanita, giliran mereka memberi jalan pada  Jodha untuk bertemu dengan Jalal yang sudah siap menyambutnya penuh kebahagian. Wajah Jodha dan Jalal memancarkan kebahagiaan luar biasa, mereka berdua tersenyum penuh arti. Mereka mengingat saat menikah dulu, keduanya menatap erat. Jalal mengingat juga bahwa Jodha akan kembali kembali bila ia menginginkannya. 


Ratu Rukaya terlihat sakit hati melihat kejadian tersebut, segera dia meninggalkan tempat itu. Begitupun dengan Sharifudin dan Adam Khan, segera meninggalkan tempat itu dengan raut muka kesal. 

Air mata Jodha hampir tak terbendung lagi tapi Jalal segera memegang jemari Jodha kemudian dibawa masuk ke dalam istana setelah acara penyambutan di gerbang istana selesai dilakukan. Jodha dibawa ke ruangannya, seakan tak percaya dan takjub karena ruangannya begitu indah dipersiapkan untuknya. Ada ruang khusus untuk patung Khrisna yang dihias sangat indah, setelah itu mereka melakukan upacara untuk meletakkan patung dewa Khrisna, Jalal tetap memgang erat jemari Jodha seolah tidak mau terpisahkan lagi. Ratu Hamida, ratu Salima beserta kerabat istana lainnya mengikuti ritual tersebut dengan perasaan suka cita dan ikut larut dalam kebahagiaan yang dirasakan oleh Jalal dan Jodha.


Setelah ritual selesai hanya ada Jodha dan Jalal di ruangan tersebut, Jodha mengatakan pada Jalal banyak sekali yang ingin diceritakan, tetapi Jalal bilang Jodha harus istirahat setelah melakukan perjalanan jauh.


Jodha mendatangi ruangan ratu Hamida, disambut dengan bahagia, Jodha meminta maaf atas apa yang dilakukannya karena telah meninggalkan ibunda Jalal dan istana ini tanpa berpamitan, ratu Hamida sangat memaklumi tapi dia juga bilang sangat tersiksa hatinya selama tidak ada Jodha, ratu Hamida sangat merasakan penderitaan yang dirasakan oleh Jodha karena perbuatan Jalal dan sangat menyesal kenapa Jodha langsung pergi meninggalkan istana tanpa berpamitan dulu dengannya. Untuk itu Jodha menerima hukuman dari ibunda Jalal yaitu Jodha tidak boleh meninggalkan Agra tanpa memberitahu ratu Hamida terlebih dahulu, mereka berpelukan penuh haru.


Setelah dari ruang ratu Hamida Jodha berbincang-bincang dengan Moti dan Shivani. Mereka berdua menceritakan keadaan Jalal saat ditinggalkan oleh Jodha. Jodha melihat juga ada lukisan dirinya di kamarnya, Moti mengatakan bahwa yang mulia tidak pernah tidur sebelum bicara pada lukisan tersebut *tambah cinta aja deh sama Jalal, hihihi*
Malam harinya, Jalal sedang berdiri depan jendela sambil membayangkan pertemuan indah dengan Jodha, kemudian lamunan buyar karena prajurit memberitahu bahwa ratu Jodha datang ke ruangan Jalal. Jalal langsung gugup, bingung dan salting kayaknya. Jodha bilang ‘yang mulia... aku hendak mengatakan sesuatu’ Jalal menjawab ‘terima kasih tuhan aku mendengar kata-kata itu lagi, aku sudah lama ingin mendengar kata-kata itu lagi, tunggulah sebentar. 


Kemudian Jalal mengambil sesuatu dari dalam peti dan menyerahkan cambuk ke Jodha, Jalal berkata ‘hukumlah aku karena kata-kataku telah menyakitimu’ Jodha terlihat bingung. Karena Jodha juga merasa telah berbuat salah terlebih dahulu pada Jalal dengan menutupi cerita tentang Sujamal. Kemudian mereka saling memaafkan penuh haru. Jodha bangga pada Jalal karena telah bersikap baik menghapus pajak ibadah dan memaafkan Shivani Tejwan, Jodha kembali karena ingin bertemu dengan Jalal yang sebagai suami yang baik dan raja yang baik dan punya hati. Jalal juga bilang pada Jodha karena dianggap mampu menjadikan dirinya sebagai manusia baik.


Jalal memgang tangan Jodha erat, memandangi wajah Jodha, kemudian mereka berpelukan penuh haru, penuh cinta yang terpendam. Indah banget deh...
Rukaya datang menyaksikan hal tersebut, terkaget-kaget dia melihat kejadian itu. Kemudian pergi keluar ruangan dengan sangat marah, kemudian jatuh pingsan di luar ruangan. Jalal Jodha yang mendengar keributan diluar langsung berlari, Jalal membopong Rukaya kembali ke kamarnya, meletakkan di pembaringan dan menyuruh Rukaya untuk istirahat, Rukaya tersenyum. 


Shanaz yang selama ini bersama Jodha ternyata punya misi khusus untuk terus berada di dekat Jodha. Shanaz bukan orang gila yang selama ini seperti dia tunjukkan pada orang lain. Setelah tiba di istana Agra, Shanaz meneruskan misinya. Ada sesuatu yang ingin dilakukan olehnya di istana Jalal.


Bersambung kesini --> Rangkuman 15
masih suasana hati yang berbunga-bunga antara Jalal dan Jodha, Shanaz mulai melakukan misinya, Rukaya terus mengatur strategi untuk memisahkan Jalal dan Jodha.

 
---cari kue enak ? ke Suvenir Coklat aja... 

yang mau kenal sama yang nulis bisa klik Afia Lindra

No comments:

Post a Comment