Friday, January 30, 2015

Jodha Akbar - Rangkuman 20


Ratu Hamida, ratu Salima, Jiji Anga, Gulbadan dan ratu Jodha tergesa-gesa masuk ke ruangan Rukaya. Ratu Hamida cemas bertanya apa yang terjadi, Jalal menatap Rukaya tapi Rukaya tertunduk tidak berani menatap Jalal maupun yang lainnya. Dengan sedih Jalal mengatakan bahwa ratu Rukaya keguguran. Tabib membenarkan, semua terkejut. Jalal mendekati Rukaya, mengelus kepala Rukaya sambil membisikkan bahwa dia tahu Rukaya membohonginya, tapi berusaha tidak mempermalukan Rukaya di depan semua orang karena Rukaya merupakan istrinya dan juga teman baiknya. Rukaya terisak-isak, Jalal melepaskan Rukaya dan mendudukkan di kasur. Rukaya melihat Jalal yang wajahnya sangat kecewa dan marah yang ditahannya.

Di tempat lain, Shanaz berusaha menemukan tempat ibunya yang tersembunyi, dia melihat dan mendengar suara Maham Anga namun Shanaz masih belum paham apa yang dilakukan Maham.


Rukaya masih dihibur oleh ratu Hamida dan ratu Rukaya, Rukaya terus menangis karena takut Jalal menghukumnya. Setelah semua keluar ruangan, Rukaya minta maaf pada Jalal, bahwa yang dilakukan ini semata-mata karena dia ingin selalu dekat dengan Jalal dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Jalal menarik Rukaya ke pelukannya. Rukaya menangis keras-keras, dia tidak menyangka bahwa Jalal tidak marah padanya, Jalal juga mengatakan bila Rukaya ada masalah bisa mengatakan padanya karena Jalal tidak akan sanggup bila Rukaya menghianatinya lagi.


Jalal mendatangi Jodha, kemudian Jodha memeluk Jalal dan menenangkan Jalal. Jalal berterima kasih pada Jodha karena sudah menghentikan kemarahan terhadap Rukaya sehingga dia tidak kehilangan teman baik dan juga Rukaya tidak malu karena penghianatannya. Jalal sangat bersyukur bahwa Jodha mencintai Jalal bukan karena dia raja, melainkan karena perasaan cinta dan sayangnya yang besar terhadap diri Jalal sebagai manusia biasa.


Keesokan harinya, Jalal sedang duduk di kamar menatap lukisan dirinya dan Rukaya. Kemudian datang Jodha yang bertanya kenapa Jalal tidak makan. Ternyata dalam kondisi sedih seperti itu Jalal tidak bisa makan, dengan sabar Jodha membujuk Jalal agar mau makan untuk menjaga kesehatan. Jodha berhasil membujuk Jalal untuk makan, kemudian keduanya makan bersama-sama.

Shanaz akhirnya menemukan tempat persembunyian ratu Chan, namun alangkah terkejutnya dia melihat kondisi ibunya yang memprihatinkan. Ibunya sama sekali tidak mengenalinya, ibunya hanya menganggap boneka yang digendong sebagai anaknya. Shanaz meninggalkan ratu Chan kemudian berjanji bahwa dia akan datang lagi untuk membebaskannya.


Di ruangannya, Rukaya masih terheran-heran karena Jalal tidak menghukumnya. Kemudian datang ratu Jodha, Rukaya sewot sendiri hehehe dia tidak butuh simpati dari Jodha. Jodha mengatakan tidak ingin melihat Rukaya bersedih, sesaat kemudian datang Jalal, memerintahkan ayunan yang diberikan hadiah oleh Jodha agar diangkat dari kamar ratu Rukaya supaya Rukaya tidak teringat terus atas kehilangan bayinya.

Rukaya mengatakan pada Jalal kenapa Jalal tidak menghukumnya. Jalal mengatakan bahwa dia tidak berhak menghukum Rukaya karena Allah yang akan menghukum Rukaya kemudian Jalal berlalu dari kamar Rukaya.


Shanaz yang sudah ada di istana bertemu Jalal namun saat itu Shanaz membayangkan dia berhasil akan menusuk raja.

Jalal tertidur sendiri di kamarnya kemudian bermimpi bahwa dalam ayunan ada bayi Jodha, segera Jalal terbangun dan bergegas ke kamar Jodha. Jodha sedang melakukan puja pagi ketika Jalal datang penuh dengan senyum sumringah dan wajah bahagia, Jalal menceritakan tentang mimpinya pada Jodha.


Jalal ikut berdoa di patung Khrisna, setelah selesai dia berkata agar Jodha bersiap-siap karena akan ada pengumuman penting.


Di sidang istana, Jalal memerintahkan Atgah Khan untuk membagikan koin pada rakyat. Koin istimewa karena ada 2 sisi berlambang Hindu dan Islam. Adham Khan menunjukkan ekspresi wajah tidak suka begitu juga para ulama-ulama istana, namun siapa yang bisa menentang raja.


Maham Anga mendatangi Rukaya di kamarnya, sambil mengejek bagaimana bisa keguguran kalau Rukaya tidak hamil. Maham sangat ingin tahu hukuman apa yang diberikan oleh Jalal karena penghianatan ini dan Maham sangat terkejut karena ternyata Jalal tidak memberikan hukuman apapun. Kemudian Maham mulai memprovokasi Rukaya bahwa Jalal tidak menghukumnya karena istri kesayangannya yang menyuruhnya. Rukaya tidak senang mendengar itu, dia mengatakan bahwa Jodha tidak tau kalau sebenarnya Rukaya tidak hamil namun Maham mengatakan bahwa bisa jadi Ratu Jodhalah yang tau terlebih dahulu masalah ini. Rukaya melotot sebal, Maham berlalu senang.


Rukaya secara tergesa ke kamar Jodha, untaian bunga untuk dewa diinjak oleh Rukaya, entah sengaja atau tidak. Seperti biasa Rukaya selalu meluapkan kekesalan pada orang lain, dikatakannya bahwa Jodha berpura-pura baik namun sebenarnya Jodha berniat mempermalukannya dengan mengambil ayunan bayi dari kamarnya. Jodha tak kalah sewot, dia mengatakan bahwa Rukaya lah yang mempermainkan perasaan semua orang. Rukaya berkata bahwa dia tidak malu dengan perbuatannya tersebut, dia beranggapan bahwa Jodhalah yang mempermalukannya. Jodha menjawab, bahwa dia tidak mempermalukan Rukaya, Jodha paham bahwa alasan yang dilakukan Rukaya melakukan penghianatan tersebut, makanya dia berusaha membujuk Jalal untuk memahami hal tersebut demi mengingat hubungan baik antara Jalal dan Rukaya sejak masih kecil. Dengan sombong Rukaya berkata dia tidak butuh simpati dari Jodha, pada saatnya nanti Rukaya akan mengembalikan rasa simpati tersebut.


Shanaz mengendap endap ke ruang sidang dan duduk di singgasana raja, dia berniat akan merebut kekuasaan Jalal dan bermimpi jadi ratu Mughal.


Di taman Jodha sedang bercerita pada Rahim kisah Yashodaibu Khrisna, Rahim bertanya apa Yashoda punya suami, apakah seperti yang mulia itu suamimu?


Jodha gugup kemudian dengan malu-malu berkata bahwa yang mulia adalah suaminya. Rahim bertanya lagi kenapa ibu tidak punya seperti Khrisna, Rahim ingin segera punya adik. Jodha tambah tersipu-sipu malu.



--Bersambung Rangkuman 21-- 



---cari kue enak ? ke Suvenir Coklat aja... 

yang mau kenal sama yang nulis bisa klik Afia Lindra

No comments:

Post a Comment